Cursed Knife - First Victim : Lucy Part 1

on 14 Desember 2012

Seorang gadis berlari keluar dari pintu belakang restoran Italia yang terkenal akan spagetinya itu. Bagaimana tidak ? Di tengah banyaknya pesanan, pemilik restoran, Gustav Loyre, malah memerintah gadis itu pergi membeli pisau dapur yang tajam, berhubung pisau dapur di restoran telah kehilangan ketajamannya.
Kakek-kakek yang berdiri di dekat sana, mencegat tangan gadis itu. Dia terperangah karena tidak menyangka akan dicegat seseorang.
                “Ada yang bisa saya bantu, kek ?” tanyanya basa-basi. Kakek itu tidak menjawab. “Kalau tidak ada urusan, boleh kakek lepaskan tangan saya ?” Karena masih tidak ada respon, gadis itu menarik tangannya kuat-kuat dari genggaman si kakek yang cukup kuat. Berhasil, walau hasilnya adalah beberapa goresan akibat kuku si kakek yang panjang.
                “Lucy Quentin Maradov,” seru kakek itu. GLEK !
                Bagaiman si kakek bisa tau nama lengkapku ?, tanyanya dalam hati. Dia membalikkan badannya menghadap si kakek lagi. Jantungnya bergemuruh ketakutan.
                “Kau membutuhkan pisau, bukan ?” tanya si kakek dengan suara seraknya. Lucy mengangguk.
                Bagaimana si kakek juga tau apa yang aku butuhkan ?, tanyanya lagi dalam hati. Jantungnya semakin gelisah. Ketakutan menyebar hingga ke setiap mili tubuhnya. Mentalnya sudah siap jika si kakek tiba-tiba akan meramalnya. Namun, dia cuma bisa melongo karena si kakek memberikan sebuah pisau padanya.
                “Ini pisau yang kau butuhkan,” kata kakek itu yang langsung meletakkan pisaunya dalam genggaman tangan Lucy. Lucy yang bengong tidak dapat menolak pemberian si kakek. Saat dia tersadar sedetik kemudian, si kakek telah lenyap dari pandangannya.
                “Lucy, apakah kau telah mendapatkan pisau yang diminta oleh bos ?” tanya koki unggulan kami, selain bos tentunya, bernama Archie, yang sepertinya terperangah melihat Lucy berada disana. Kekagetan Lucy yang belum hilang sepenuhnya, menyebabkannya menjadi sedikit linglung. Bukannya menjawab pertanyaan Archie, dia malah melempar pisau itu kepada koki itu. Jelas saja Archie berteriak kaget. Bagaimanapun yang dilempar Lucy yaitu sebuah benda tajam yang dapat membunuhnya jika dia tidak mengelak dari lemparan tersebut.
                “Apa yang terjadi ?” seru suara dari dalam dapur. Archie segera bersembunyi di belakang bos yang baru saja datang. Ya, suara itu milik bos restoran ini. Bos melihat Archie menunjuk-nunjuk Lucy dan pisau yang tertancap di dinding dekat pintu. Bos menatap Lucy yang balas menatapnya dengan pandangan kosong.
                “Lucy, apa yang kau lakukan pada karyawan terbaikku ?” bentaknya ganas. Bentakan itu berhasil menyadarkan Lucy kembali.
                “Loh ? Bos ?” Itulah kata-kata pertama yang diucapkan Lucy sesaat setelah tersadar. “Loh ? Ada Archie juga ? Kenapa kau bersembunyi di belakang bos ?” tanyanya heran.
                Bos dan Archie juga saling berpandangan heran. Seharusnya merekalah yang menuntut jawaban dari Lucy, bukan sebaliknya.
                “Lucy, bawa pisau itu dan pulanglah,” perintah bos dengan nada kau-harus-menuruti-perintahku. Lucy yang masih terheran-heran mengambil pisau itu dan berjalan pulang meninggalkan seorang koki dan seorang bos yang berdiskusi pelan tentangnya.

Original Created By : AFRP

0 komentar:

Posting Komentar